Cerminan Indonesia

Wibawa orang tua untuk sekarang ini sudah begitu krisis. Sebagian besar nak-anak sudah tidak takut dan menghormati kedua orang tuanya lagi, Kalau dahulu orang tua cukup melotot matanya saja tanpa membentak dan memukul , anak – anak sudah tidak takut , tapi sekarang ?.

Tidak sedikit anak – anak sekarang berani menentang orang tuanya.Dan kalau sudah begini siapa yang harus di salahkan, anakkah ? Ataukah orang tuanya.?.

Sangat miris sekali melihat kejadian – kejadian yang di tayangkan oleh berbagai media tentang ” TAWURAN ” oleh sebagian pelajar.Seperti apakah generasi yang akan datang yang akan membangun negeri tercinta indonesia ini.

Melenceng jauh dari tujuan pendidikan sebenarnya dan secara umum pendidikan dapat di lihat pada :

  1. UU No2 Tahun 1985 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia yang seutuhnya yaitu beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang maha Esa dan berbudi pekerti luhur,memiliki pengetahuan dan keterampilan,kesehatan jasmani dan rohani,kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan berbangsa.
  2. Tujuan pendidikan nasioanal menurut TAP MPR NO II/MPR/1993 yaitu Meningkatkan kualitas manusia Indonesia,yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,berkepribadian,mandiri maju,tangguh,cerdas,kreatif,terampil,berdisiplin,beretos kerja profesional serta sehat jasmani dan rohani.
  3. TAP MPR No 4/MPR/1975, Tujuan pendidikan adalah membangun bidang pendidikan didasarkan atas falsafah Negara pancasila dan di arahkan untuk membentuk manusia – manusia pembangun yang berpancasila dan untik membentuk manusia yang sehat jasmani dan rohaninya,memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dapat mengembangkan kreativitas dan tanggung jawab dapat menyuburkan sikap demokratis dan tenggang rasa,dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi dan sertai budi pekerti yang luhur,mencintai bangsanya dan mencintai sesama manusia sesuai dengan ketentuan yang termaktub dalam UUD 1945 BAB II (Pasal 2,3 dan 4).

Orang tua sekarang lebih bangga mendidik anak- anaknya ke tempat ( sekolah ) yang kurang mengacuhkan nilai – nilai islami yang menanamkan dan menjaga benih -benih akidah,ibadah, dan prilaku yang sesuai dengan tuntunan agama.Dan yang lebih tragis lagi dengan tanpa keraguan sama sekali menempatkan anak – anaknya di pendidikan dan kurikulum yang non – muslim.

Sehingga jangan heran banyak orang tua yang stress dan malu karena terlalu banyak memikirkan tingkahlaku anak -anaknya yang sudah kelewat batas dan yang lebih menyedihkan mengambil jalan pintas.Bunuh diri karena tidak kuat menanggung malu.

Dengan banyaknya waktu extra yang di lakukan oleh pihak sekolah akan mengurangi siswa bertindak diluar jalur yang tidak di kehendaki , tapi betapa piciknya orang yang beranggapan dan menuduh bahwa kegiatan ekstrakurikuler kerohanian Islam (rohis) menjadi sarang teroris Rohis di sekolah-sekolah bukanlah sarang teroris.

Seharusnya  media pemberitaan tidak menyiarkan tayangan yang mendiskreditkan masjid-masjid sekolah sebagai tempat perekrutan teroris. Kita mengharapkan agar semua pihak tidak asal menuding program ekstrakurikuler rohis sebagai tempat perekrutan teroris karena itu sama saja dengan menuduh sekolah sebagai sarang teroris.

Ekskul rohis itu adalah program sekolah, bukan program teroris. Salah, jika ada orang yang menuduh atau mengaitkan program rohis dengan teroris.Dan agar semua pihak tidak mengaitkan rohis dengan teroris karena dikhawatirkan hal itu akan memunculkan stigma negatif sekolah dan pelajar di masyarakat.

Belum tuntas permasalahan selesai baru – baru ini masyarakat di perlihatkan oleh perseteruan BUAYA VS CICAK.Yang seharusnya memberikan cerminan dan contoh yang baik ke generasi muda dan yang seharusnya menjadi tauladan ini malah sebaliknya. Mau di bawa kemana negeri tercinta ini ?.

Tidak ada gading yang retak , begitu juga tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini kecuali utusan Allah, kendati demikian berusahalah untuk menjadi yang terbaik diantara yang terbaik,Tak pantas sebenarnya kita saling menyalahkan , mulailah dari diri sendiri untuk tampil berprestasi , buktikan kita sebagai generasi muda bahwa kita adalah generasi yang di banggakan yang akan membawa perubahan besar ke arah yang lebih baik.

Semoga Allah SWT memberi kekuatan kepada kita agar tetap lurus dan istiqomah dalam jalan ( agama)-Nya. Wallahu alam bishshawab.

22 thoughts on “Cerminan Indonesia

  1. perlu ada upaya ril dari semua pihak memang. dan yang paling penting memang di mulai dari lingkungan sosial terkecil, yakni keluarga.

    • Sri Rizky berkata:

      Sangat setuju sekali, saya teringat sebuah hadist yang di riwayatkan oleh al-Bukhori.
      ”Setiap yang terlahir, ia dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orangtuanya lah yang menjadikannya Yahudi, nasrani, atau majusi”

  2. kangyaannn berkata:

    semoga saja pemerintah, aparat terkait, pelajar dan kita semua segera mendapat cara untuk bisa memecahkan masalah tawuran pelajar ini…

    • Sri Rizky berkata:

      Modah – modahan ada caranya
      Tapi menurutku mulai dari diri sendiri dan keluarga kita…
      Kita adalah orang tua dari anak- anak kita atau calon dari anak – anak kita , Bekali diri dengan ilmu,Jadikan kita pigur terbaik minimal di lingkungan sekitar kita

  3. Ilham berkata:

    saya sangat mendukung seandainya para orangtua mengajikan anaknya disamping sekolah umum, madrasah atau paling gak mengaji bersama seorang guru/ustad.

    • Sri Rizky berkata:

      Terkadang kita terlalu egois terhadap diri sendiri , Sekolah , madrasah atau pondok pesantren di bebani oleh tanggung jawab yang sangat besar sekali untuk mendidik anak , padahal kita sebagai orang tua dan calon orang tua dari anak – anak kita dan kita leha -leha untuk belajar memperbaiki diri dan belajar untuk dewasa sebagai modal dasar percontohan untuk anak -anak kita kelak.
      Guru yang paling baik adalah sebenarnya kita sebagai orang tuanya

  4. yisha berkata:

    wah, kaka, post ini ada GA nya.
    andai kaka ikut…………

  5. violetcactus berkata:

    iya kita enggak bisa saling menyalahkan. ini pekerjaan rumah buat kita semua.
    jadi mulai dari diri sendiri, itu yang saya bisa sekarang…

  6. berbuatlah…mereka, kamu, dan dia mesti sama-sama bekerja..

  7. rajacolek berkata:

    Artikel yg bagus dan panjang banget hehe
    Kunjungan mlm gan. .jngan lupa main2 ke tempat saya juga ya:-D

  8. Betul sekali Mbakyu, pendidikan itu tidak mesti dari sekolah, rumah adalah tempat utama untuk mendidik generasi muda dan orangtua yang semestinya mengajarkan melalui contoh-contoh bukan sekedar kata-kata sadja..

  9. n2fs berkata:

    aamiin..

  10. Jajang Leor berkata:

    Ngiringian namu…
    Betul sekali teh.
    Peran kita sebenarnya sebagai orang tua yang harus memberikan contoh yang baik dan menjejali diri dengan ilmu sebagai suri tauladan yang baik untuk generasi penerus bangsa

  11. Denih berkata:

    judulnya menarik “Cerminan Indonesia” Oke-oke mari kita mulai hal yang positif dari diri sendiri… Jangan sampai di neraka nanti ada upacara bendera “Indonesia”…!!!!

  12. maman berkata:

    so… klo tiap ortu dan para pengajar mengerti tujuan awal untuk mendidik, seperti yang ditanamkan dalam undang-undang dan hakikat kehidupan.. insyAllah akan banyak kebaikan2 dalam mendidik..

    kunjung balik yee.. 🙂

  13. Matlaul Anwar "Anwar" berkata:

    Semua kelakuan remaja itu pasti gak terlepas dari sikap orang tuanya 😦 jadi sebagai remaja, gak ada hal lain yang mesti dilakukakan selain menjadi akhlak.. biar anak-anak kita, generasi bangsa kita selanjutnya bisa jadi remaja-remaja yang berakhlak… begitu kan yah?

  14. Ika Koentjoro berkata:

    Seneng banget dengan kata2 ini “Tidak ada gading yang retak , begitu juga tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini kecuali utusan Allah, kendati demikian berusahalah untuk menjadi yang terbaik diantara yang terbaik”

Tinggalkan komentar